Pages

Kamis, 18 Juni 2015

"Untung Saja Polisi Datang, Kalau Tidak Maka Kami Akan Mati Semuanya"

Agen Poker Online Terpercaya | Terdapat lima orang kuli panggul atau biasa disebut bongkar muat barang di Pasar Sutomo yang menjadi korban pengeroyokan dari petugas Satpol-PP masih menjalani perawatan di lantai IV RSUD dr Pringadi Medan. Bukan hanya dipukuli sampai babak belur, harta benda mereka pun dirampas.


Agen Poker Online Terpercaya

"Kami bukan hanya saja dipukuli, telepon genggam dan dompet saya juga dirampas oleh Satpol-PP. Bahkan uang tunai Rp 500 ribu yang akan saya setorkan kepada bos saya pun diambil dari dalam kantong celana saya," ujar Luga Tanjung yang berusia 31 tahun itu, Salah seorang korban yang dijumpai oleh kru koran ini, pada hari Rabu (17/6/2015) sikitar pukul 12.00 WIB. Korban mengatakan, Agen Poker Online Terpercaya sebelum mereka disiksa, korban tengah membawa becak motor yang beisi sayur-sayuran dan akan diantarkan ke lapak bos tempatnya berjualan di Jalan Krakatau Pasar III.

"Saat di Simpang Jalan Sutomo/Perintis Kemerdekaan, saya dicegat mereka dengan mobil. Lalu saya disuruh berhenti dan tak tau salah apa saya mereka langsung memukuli saya hingga babak belur. Selanjutnya saya dibawa mereka entah kemana," ujar ayah dua anak yang mengalami luka dibagian kepala, wajah dan sekujur badannya itu. Setelah dipukuli dikantor, sambung Luga, dia sempat juga dibawa ke salah satu ruangan untuk dipukuli kembali.

"Ketika di ruangan yang berada dilantai satu saya dipukuli lagi. selanjutnya dibawa lagi ke bawah (halaman) dan ditelentangkan begitu saja. Setelah itu saya mendengar mereka berteriak-teriak polisi datang, polisi datang dan mereka berlarian kedalam. Lalu kami semuanya diserahkan ke polisi. Namun polisi tersebut ngak mau dan malah menyuruh Satpol-PP tersebut untuk membawa kami ke rumah sakit. Tetapi untungnya polisi cepat datang, kalau tidak mungkin saja kami tinggal nama semua," lirihnya.

Saat ditanyakan soal tuduhan ia dan rekan-rekanya telah melakukan penyerangan ke kantor Satpol-PP, Luga membantahnya. "Mana ada kami melakukan penyerangan, tidak benar itu. Yang ada kami sedang membawa becak masing-masing dan kami langsung diculiknya. Apabila kami melakukan penyerangan pasti kantornya sudah ada yang rusak atau pun kaca pecah," ujarnya. Luga mengatakan, dia dan rekannya sudah melaporkan penculikan dan penganiayaan yang dilakukan oleh petugas Satpol-PP ke Polresta Medan. "Kami sudah melapor ke polisi dan sedang di tangani. Harapan saya dan rekan-rekan saya ya ditangkap dan diproses sesuai hukum yang ada terhadap para pelakunya," kata Luga.

Persoalan Biaya berobat, lanjut Luga, ditanggung oleh pemerintah. "kata dokter yang sedang merawat kami, semua biaya perobatannya ditanggung oleh pemerintah dan kami pun tidak tahu bisa seperti itu," tegasnya. Senada juga dikatakan korban lain yang bernama Ardi Harefa yang berusia 21 tahun. Harta benda termasuk becak dayung saya juga diambil oleh para petugas Satpol-PP.

Telepon genggam dan dompet saya dirampas orang itu, bahkan saja becak yang saya bawa juga dibakar mereka. Saya ngak tahu lagi mesti bagaimana lagi, kepala saya masih terasa pening," ungkap Ardi yang mengalami luka bocor, memar di bagian wajah dan badannya itu.

Ditempat berbeda, Kepala Satuan Reskrim Polresta Medan, Kompol Aldi Subartono mengatakan, pihaknya tengah mendalami laporan dari pengaduan korban. Pasalnya, didalam kasus tersebut pihak dari Satpol-PP pun melakukan pengaduan. "Laporannya masih kami dalami," katanya secara singkat.

Sebelumnya, kelima kuli panggul yang berdagang di Kawasan Jalan Sutomo diduga diculik dan disiksa oleh para petugas Satpol-PP Medan di kantor Satpol-PP, Jalan Arief Lubis (eks Adinegoro), pada hari Selasa (16/6/2015)pagi. Kelima kuli panggul tersebut yakni Lugu Tanjung, Hadafi Lase (20), Yaso Harefa (20), Ardi Harefa (21) dan Jema Lase (31).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bandar Betting Online

 
Eight Ball 5